cover
Contact Name
Nurjazuli
Contact Email
nurjazulifkmundip@gmail.com
Phone
+6282133023107
Journal Mail Official
jkli@live.undip.ac.id
Editorial Address
Faculty of Public Health, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124939     EISSN : 25027085     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli) provides a forum for publishing the original research articles related to: Environmental Health Environmental Epidemiology Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Technology Environmental-Based Diseases Environmental Toxicology Water and Sanitation Waste Management Pesticides Exposure Vector Control Food Safety
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022" : 15 Documents clear
Hubungan Perilaku dan Keluhan Penyakit Kulit pada Pengguna Pemandian Umum Bektiharjo, Tuban, Jawa Timur Diva Alishya Shafwah; Retno Adriyani; Eva Rosdiana Dewi; Corie Indria Prasasti; Shaharuddin Mohd Sham
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.245-252

Abstract

Latar belakang: Sarana rekreasi air yang menggunakan air alami atau disebut pemandian umum berpotensi menyebabkan penyakit bagi penggunanya, diantaranya adalah keluhan penyakit kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku pengguna pemandian umum dengan keluhan penyakit kulit setelah berenang di pemandian umum.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain cross sectional. Variabel dependen adalah keluhan penyakit kulit, sedangkan variabel independen adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan pengunjung terhadap pencegahan penyakit yang dapat terjadi setelah berenang di pemandian umum. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner secara online dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap pengguna Pemandian Bektiharjo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Diperoleh 100 responden yang bersedia berpartisipasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi-square.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pengguna Pemandian Bektiharjo yaitu berjenis kelamin laki-laki (48%), berumur ³17 tahun (82%), dan tingkat pendidikan terakhir tinggi (69%). Keluhan penyakit kulit dialami oleh 86% pengguna, berupa keluhan dengan tingkat ringan. Aspek perilaku yang berhubungan signifikan dengan keluhan penyakit kulit adalah pengetahuan (p=0,002). Pengguna pemandian umum kurang memiliki kebiasaan atau tindakan pencegahan terjadinya penyakit kulit (69%).Simpulan: Pengetahuan mengenai pencegahan terjadinya penyakit kulit di pemandian umum berhubungan dengan keluhan penyakit kulit setelah berenang di Pemandian Bektiharjo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Disarankan agar pengelola pemandian umum memberikan edukasi pada pengunjung dan memonitor kualitas air pemandian secara periodik. ABSTRACT Title: Relationship of Knowledge, Attitudes, and Practices of Swimmers with Skin-related Illnesses in Bektiharjo Recreational Water, Tuban, East Java, IndonesiaBackground: Recreational water illnesses (RWIs) can be caused by chemicals and germs found in the freshwater public bath we swim or play in, such as skin diseases. This study aims to analyze the relationship between the behavior of users and complaints of skin diseases after swimming or playing in freshwater. Method: This research was an observational study with a cross-sectional design. The dependent variables were complaints of skin diseases, while the independent knowledge, attitudes, and visitors' habit are to prevent recreational water illness. Data collection was carried out by online questionnaires with specific inclusion criteria. The subjects were users of the Bektiharjo pools, Tuban Regency, East Java. There were 100 respondents were participated and the data were analyzed by chi-square test.Result: The study found that the users of the Bektiharjo pools were male (48%), aged ³17 years (82%), and had high education (69%). Skin disease complaints are found by 86% of users, mostly at a mild level. The knowledge of skin disease prevention was significantly related to complaints of skin disease (p=0.002). Most users have bad habits in skin disease prevention (69%).Conclusion: Knowledge about the prevention of skin diseases is related to complaints of skin diseases following exposure to Bektiharjo Public Baths, Tuban Regency, East Java. It is recommended that public bath managers provide education to visitors and freshwater quality should be monitored periodically.
Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Wilayah Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura Sitti Madayanti; Mursid Raharjo; Hary Purwanto
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.358-365

Abstract

Latar belakang: Distrik Jayapura Selatan merupakan daerah endemis dengan angka malaria tertinggi ketiga dari 5 Distrik yang ada di Kota Jayapura. Kasus Malaria di Kota Jayapura tahun 2019 sebanyak 28.648 kasus dengan API 92.55/1000 penduduk, tahun 2020 sebanyak 28.075 kasus dengan API 89.35/1000 penduduk, sedangkan tahun 2021 sebanyak 30.235 kasus dengan API 99,49/1000 penduduk. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor lingkungan fisik dan perilaku masyarakat dengan kejadian malaria di wilayah Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.Metode: Penelitian menggunakan metode observasional dengan pendekatan case control yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2022. Sampel berjumlah 120 responden dengan rincian 60 case dan 60 control mengunakan rumus dari teori Lemeshow. Analisis data dengan uji chi square dan Odds Ratio untuk menentukan besarnya risiko.Hasil: Menunjukkan ada hubungan antara kerapatan dinding rumah (p = 0,018; OR = 3.872), keberadaan Plafon/langit-langit rumah (p = 0,010; OR = 3.250), keberadaan kassa pada ventilasi rumah (p = 0,000; OR = 5.182), keberadaan breeding place (p = 0,037; OR = 2,753), keberadaan resting place (p = 0,001; OR = 3.512), tindakan (p = 0,000; OR = 6.909), variabel yang menunjukkan tidak ada hubungan adalah pengetahuan (p = 0,345; OR = 0.638) dan sikap (p = 0,697; OR = 1.357).Simpulan: Kondisi fisik rumah (kerapatan dinding, plafon/langit-langit, adanya kassa pada ventilasi), keberadaan breeding place dan resting place Anopheles di sekitar rumah serta tindakan melakukan pencegahan malaria berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura. Title: Risk Factors Affecting Malaria Incidence in the South Jayapura District, Jayapura CityBackground: South Jayapura District is an endemic area with the third highest malaria rate out of 5 districts in Jayapura City. Malaria cases in Jayapura City in 2019 were 28,648 cases with API 92.55/1000 population, in 2020 there were 28,075 cases with API 89.35/1000 population, while in 2021 there were 30,235 cases with API 99.49/1000 population. This study aims to analyze the relationship between physical environmental factors and community behavior with the incidence of malaria in the South Jayapura District, Jayapura City.Methods: The study used an observational method with a case control approach which was carried out from May to August 2022. The sample consisted of 120 respondents with details of 60 cases and 60 controls using the formula from Lemeshow theory. Data analysis with chi square test and Odds Ratio to determine the magnitude of the risk.Results: Shows that there is a relationship between the density of the walls of the house (p = 0.018; OR = 3.872), the presence of ceilings/ceilings (p = 0.010; OR = 3.250), the presence of gauze on the ventilation of the house (p = 0.000; OR = 5.182) , presence of breeding place (p = 0.037; OR = 2.753), presence of resting place (p = 0.001; OR = 3.512), action (p = 0.000; OR = 6.909), the variable that showed no relationship was knowledge (p = 0.345). ; OR = 0.638) and attitude (p = 0.697; OR = 1.357).Conclusion: The physical condition of the house (density of walls, ceilings/ceilings, the presence of gauze on the ventilation), the existence of breeding places and resting places of Anopheles around the house and actions to prevent malaria are related to the incidence of malaria in the South Jayapura District, Jayapura City.
Hambatan Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Binjai Putranto Manalu; Fahmi Syahpreza Tarigan; Ermi Girsang; Chrismis Novalinda Ginting
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.285-292

Abstract

Latar belakang: Pengelolaan sampah merupakan permasalahan penting yang harus diprioritaskan oleh pemerintah mengingat pertumbuhan penduduk yang cukup masif yang berimplikasi pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan. Implementasi kebijakan pengelolaan sampah di Kota Binjai masih belum optimal yang diindikasikan peningkatan volume sampah tiap tahunnya. Studi ini bertujuan mengevaluasi implementasi kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga di Kota Binjai.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari kepala UPTD Pengolahan Sampah dan TPA Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, kepala sub bagian umum dan kepegawaian Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, dan 2 orang fasilitator lapangan UPTD Pengolahan Sampah dan TPA Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai sebagai informan triangulasi. Adapun variabel yang diteliti adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Dalam menggumpulkan data, peneliti melakukan wawancara mendalam, pengamatan langsung dan studi dokumen. Data dianalisis dengan model interaktif berupa analisis kualitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptitif dan narasi yang menyertainya.Hasil: Pada studi ini ditemukan hambatan implementasi kebijakan pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Binjai antara lain tidak adanya peraturan daerah yang spesifik mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dan berakibat pada ketersediaan anggaran. Dukungan pimpinan yang kurang untuk menjadikan program ini sebagai program prioritas menjadi kendala lainnya. Sumber daya manusia yang tersedia secara kuantitatif cukup namun secara kualitatif sangat kurang, serta masih banyak sumber daya yang kurang produktif dalam menjalankan tugasnya.Simpulan: Implementasi pengolahan sampah rumah tangga menghadapi hambatan dari sisi regulasi pendukung, anggaran dan SDM yang kurang memadai, dan minimnya dukungan pimpinan. Dengan berbagai hambatan tersebut, penting bagi stakeholder untuk memprioritaskan penyusunan peraturan daerah pendukung kebijakan strategi nasional pengolahan sampah rumah tangga (Jakstranas) agar pelaksanaan kegiatan memiliki payung hukum yang jelas. Selain itu, penempatan SDM yang kompeten dan sesuai keahliannya dapat membantu mengatasi hambatan teknis pelaksanan kegiatan di lapangan. ABSTRACT Title: Barriers to the Implementation of Household Waste Management Policies in Binjai CityBackground: Waste management is one of the paramount issue that must be prioritized by the government, given the relatively rapid population growth that impacts the increase of waste volume being generated. The waste management policy implementation at Binjai City is not yet optimal indicated by the increase of waste volume annually. This study serves to evaluate the household waste management policy implementation and household-like waste at Binjai City.Method: This research is qualitative research with case study approach.  Subjects consisted of the head of Waste Treatment and Final Processing Site of the Regional Environmental Office of Binjai City,  the head of the general and staffing sub-section of the Regional Environmental Office of Binjai City, and 2 field facilitators of the Waste Treatment and Final Processing Site of the Regional Environmental Office of Binjai City as triangulation informants. The variables studied were communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. The determination of research subjects was conducted through the purposive sampling technique.  For data collection the researchers conducted in-depth interview, direct observation and literature study. The data were analyzed using an interactive model in the form of the qualitative analysis presented in the descriptive form and accompanying narration.Result: For this research, several barriers were found for the household waste management policy implementation at Binjai City, such as the lack of specific regional regulations concerning household waste management and in which it was affected by the budget availability. The lack of leadership support to make this program as a priority program was also found to be another obstacle. The human resources available in a sufficient quantitative manner does not translate well in quality sense, and there were still many less productive human resources performing their duties.Conclusion: The implementation of household waste management faces barriers in terms of supporting regulations, inadequate budgets and human resources, and lack of leadership support. Through such barriers, it is crucial for the stakeholders to prioritize the preparation of supporting regional regulations for national strategy for managing household waste policy (Jakstranas) in order for such implementation to have clear legal basis. Additionally, the placement of competent human resource and in accordance with their expertise could facilitate to overcome the technical obstacles in implementing such activities on the field. 
Penggunaan Koagulan Kombinasi Bubuk Biji Moringa Oleifera Dan Bubuk Biji Tamarindus Indica Dalam Menurunkan Kadar COD Dan TSS Limbah Cair Tahu Desembra Lisa; Elanda Fikri; Rojali Rojali
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.266-273

Abstract

Latar belakang : Kandungan bahan organik tinggi terutama kadar BOD, COD, dan TSS terdapat pada limbah cair tahu. Bubuk biji Tamarindus indica dan bubuk biji Moringa oleifera dapat digunakan dalam penurunan kadar COD dan TSS.Metode : Penelitian ini bertujuan mengetahui penurunan COD dan TSS dalam limbah cair tahu dengan kombinasi bubuk biji Moringa oleifera dan bubuk biji Tamarindus indica dengan metode jar test.Hasil: Sebelum diberi perlakuan kadar COD 9650 mg/l dan kadar TSS 300 mg/l. Hasil penurunan efektif menggunakan koagulan bubuk biji Tamarindus indica pada konsentrasi 66,7mg/l yaitu kadar COD 6615 mg/l dan TSS 250 mg/l. Penurunan COD juga terjadi pada konsentrasi 66,7 mg/l bubuk biji Moringa oleifera yaitu COD 9512 mg/l dan TSS tidak mengalami penurunan.Simpulan : Kombinasi bubuk biji Moringa oleifera dan bubuk biji Tamarindus indica tidak efektif penurunan  kadar COD dan TSS limbah cair tahu saat dilakukan proses koagulasi. ABSTRACTTitle: Tofu Liquid Waste Treatment Using a Combination of Moringa Oleifera Seed Powder and Tamarindus Indica Seed Powder as Coagulant in Reduce COD and TSS LevelsBackground : The characteristics of tofu liquid waste contain high organic material, especially levels of BOD, COD and TSS. Tamarindus indica and Moringa oleifera seed powder capable of  reducing COD and TSS levels. Method : The aim of this study was to determine the reduction of COD and TSS levels of tofu liquid waste using a combination of Moringa oleifera seed powder and Tamarindus indica seed powder using the jar test method. Result :Prior to treatment the levels of COD were 9650 mg/l and TSS 300 mg/l. The results of effective reduction using Tamarindus indica seed powder coagulant at a concentration of 66.7 mg/l, COD levels 6615 mg/l and TSS 250 mg/l. The decrease in COD levels also occurred at a concentration of 66.7 mg/l Moringa oleifera seed powder, COD 9512 mg/l and TSS did not decrease. Conclusion : The combination of Moringa oleifera seed powder and Tamarindus indica seed powder was not effective inreducing COD and TSS level tofu waste with the coagulation process. 
Efektifitas Cengkeh (Syzygium aromaticum), Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia) dan Temulawak (urcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai Repelen Tikus Got (Rattus norvegicus) Mega Gemala; Roni Saputra; Anes Hardi Cusinia
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.344-349

Abstract

Latar belakang: Bahan penolak tikus telah dikembangkan dan dicoba dalam berbagai penelitian. Salah satu bahan penolak tikus yaitu minyak atsiri yang memiliki bau khas menyengat. Cengkeh (Syzygium aromaticum), kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) mengandung minyak atsiri dan dapat menimbulkan bau khas menyengat, sehingga diasumsikan juga dapat digunakan sebagai penolak tikus. Tujuan dari penelitian ini adalah Mempelajari efektifitas tanaman cengkeh, kulit jeruk nipis dan temulawak sebagai repelensi tikus.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest (pretest-posttest design). Penelitian dilakukan pada 2 sampel tikus pada setiap bahan repelen yang diamati setiap hari selama 5 hari. Efektifitas repelen diukur berdasarkan sisa pakan tikus dan pengurangan berat badan tikus. Penelitian ini dilakukan selama bulan November tahun 2021.Hasil: hasil penelitian memperlihatkan bahwa kemampuan repelensi dari tanaman cengkeh, kulit jeruk nipis dan temulawak jika dibandingkan dengan kontrol berturut-turut adalah 100%, 53% dan 57% yang dilihat selama 5 hari penelitian. Sedangkan berdasarkan pengurangan berat badan tikus, tikus pada kendang percobaan diberi campuran pakan dengan repelen cengkeh, kulit jeruk nipis dan temulawak yang diblender mengalami pengurangan berat badan secara berturut-turut sebanyak 31% , 25% dan 27% dari berat badan tikus semula. Simpulan: Cengkeh adalah yang paling efektif sebagai repelensi tikus dengan tingkat repelensi 100%, penurunan berat badan 31% dari berat tikus semula dan tidak dikonsumsinya pakan yang di campur repelen cengkeh. ABSTRACTTitle: The Effectiveness of  Cloves (Syzygium Aromaticum ), Lime Peel (Citrus aurantiifolia) and Temulawak (Curcuma  xanthorrhiza Roxb ) in Control of Norway Rats (Rattus  norvegicus)Background: Various studies have developed and tried ingredients of rat repellent. One of the ingredients is an essential oil with a characteristic tightening odor. Plants such as cloves (Syzygium aromaticum), lime peel (Citrus aurantiifolia), and temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) contain essential oil. They can cause a characteristic pungent odor, so it is assumed that they can also be used as rat repellent agents. This research aimed  to study the effectiveness of clove plants, lime peel, and temulawak as a repellent for rats.Method: This study used an experimental design with a one-group pretest-posttest design (pretest-posttest design). The study was conducted on 2 rat samples on each repellent material observed daily for 5 days. The effectiveness of the repellent was measured based on the rest of the rat feed and the reduction in the body weight of the rats. This research was conducted in November 2021.Result:  The results showed that the repellent ability of clove plants, lime peel, and temulawak compared to successive controls was 100%, 53%, and 57% seen during the 5 days of the study. Meanwhile, based on the weight reduction of rats, rats in the experimental drums were given a mixture of feed with clove repellent, lime peel, and blended temulawak and experienced successive weight reductions of 31%, 25%, and 27% of the rat's original body weight.Conclusion: it was concluded that cloves are the most effective as a repellent for rats with a repellent rate of 100%, weight loss of 31% of the weight of rats, and not in their consumption of feed mixed with clove repellents. 
Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Safira Fitri Firdaus; Isa Ma'rufi; Ellyke Ellyke
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.311-319

Abstract

Latar belakang: Kondisi sanitasi yang buruk serta perilaku higiene yang kurang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit.berbasis lingkungan. Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) merupakan pendekatan untuk menggambarkan status fasilitas sanitasi dan perilaku higiene yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menilai risiko kesehatan lingkungan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif menggunakan pendekatan Studi EHRA. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 responden di Kelurahan Wirolegi dan 40 responden di Kelurahan Sumbersari. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuesioner Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan 2014. Analisis data mengunakan analisis univariat kemudian menghitung Indeks Risiko Kesehatan Lingkungan (IRKL).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik responden sebagian besar merupakan ibu berusia >45 tahun, tingkat pendidikan terakhir SD-SMA, dan status rumah milik sendiri. Hasil penilaian risiko kesehatan lingkungan menunjukkan Nilai IRKL Kelurahan Wirolegi sebesar 116 dengan kategori sangat tinggi dan Kelurahan Sumbersari sebesar 57 dengan kategori kurang berisiko. Dari rata-rata kedua IRKL tersebut maka Kecamatan Sumbersari memiliki nilai IRKL 87 dengan kategori risiko tinggi.Simpulan: Indeks risiko kesehatan lingkungan berada pada kategori tinngi. Aspek dengan nilai risiko kesehatan lingkungan tertinggi yang menjadi permasalahan utama yaitu aspek perilaku pemilahan sampah, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah. ABSTRACTTitle: Environmental Health Risk Assessment in Sumbersari District, Jember Regency (Environmental Health Risk Assessment Study)Background: Poor sanitation conditions and poor hygiene behavior can be the cause of disease. Environmental Health Risk Assessment (EHRA) study is an approach to describe the status of sanitation facilities and behaviors that pose a risk to environmental health. The purpose of this study was to assess environmental health risks in Sumbersari District, Jember Regency.Method: This research used descriptive observational study with EHRA Study approach. The number of samples were 40 respondents in Wirolegi Village and 40 respondents in Sumbersari Village. Data was collected by interview and observation used an  Environmental Health Risk Assessment questionnaire 2014. The data were analyzed using univariate analysis and then calculated the value of the Environmental Health Risk Index. Result: The results showed that the variable of respondents characteristics were mostly as mothers aged >45 years, the last education level was elementary-high school, and the owning of a house status. The IRKL value of Wirolegi Village is 116 with very high category and Sumbersari Village is 57 with low risk category. From the average of the two IRKLs, Sumbersari District has an IRKL value of 87 with a high risk category.Conclusion: The aspect with the highest environmental health risk value were the main problem, namely aspects of waste sorting behavior, waste water disposal facilities and waste disposal facilities. 
Sistematik Review: Perbandingan Penggunaan Kaolin dan Bentonit dalam Penelitian Remediasi Elektrokinetik untuk Penyisihan Logam Berat Rahayu Puji Safitri; Mochammad Arief Budihardjo; Budi Prasetyo Samadikun
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.301-310

Abstract

Latar belakang: Perbedaan mekanisme remediasi elektrokinetik salah satunya disebabkan oleh distribusi gugus ≡SOH yang berbeda beda pada jenis lempung yang dapat mengontrol muatan permukaan lempung. Bentonit dan kaolin merupakan jenis lempung yang seringkali digunakan dalam penelitian remediasi elektrokinetik tanah terkontaminasi logam berat. Oleh karenanya, tujuan dari review jurnal ini adalah mengkaji perbandingan penggunaan kaolin dan bentonit dalam remediasi elektrokinetik tanah terkontaminasi logam berat, baik dalam publikasi penelitiannya, karakteristiknya dan pengaruhnya terhadap mekanisme remediasi elektrokinetik.Metode: Metode yang digunakan dalam review jurnal ini adalah systematic literature review, yang terdiri dari tahap identifikasi kata kunci, screening dokumen terpublikasi dan pemilihan jurnal berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data base yang digunakan berasal dari Scopus, Science Direct dan Springer. Dokumen yang telah terpilih selanjutnya dianalisis dan dibandingkan. Hasil: Sebanyak 92% dari dokumen terpilih menggunakan kaolin dalam peneltian EKR, sedangkan 8% lainnya menggunakan bentonit. Berdasarkan karakteristiknya, bentonit memiliki daya adsorbsi yang lebih tinggi dari kaolin, namun, memiliki efisiensi penyisihan yang lebih rendah dari kaolin. Dalam pengaruhnya terhadap mekanisme remediasi elektrokinetik, arah aliran EOF kaolin maupun bentonit pada umumnya menuju katoda, namun bentonit dapat menyerap elektrolit lebih banyak dari kaolin, sehingga memiliki kadar air yang lebih tinggi. Sedangkan untuk konsumsi energi, remediasi elektrokinetik pada kaolin memerlukan energi yang lebih rendah dari bentonit.Simpulan: Bentonit dan kaolin memiliki perbedaan karakteristik pada kapasitas adsorbsi, efisiensi penyisihan logam berat, dan konsumsi energi. Meskipun arah aliran EOF pada bentonit dan kaolin sama, namun kapasitas penyerapan elektrolit pada bentonit lebih besar dari kaolin. ABSTRACTTitle: Research Study on the Use of Kaolin and Bentonite in Electrokinetic Remediation for Heavy Metal RemovalBackground: One of the differences in the electrokinetic remediation mechanism is caused by the distribution of different ≡SOH groups on the type of clay that can control the surface charge of the clay. Bentonite and kaolin are types of clay that are often used in the study of electrokinetic remediation of heavy metal contaminated soils. Therefore, the purpose of this journal review is to compare the use of kaolin and bentonite in the electrokinetic remediation of heavy metal contaminated soils, both in their research publications, their characteristics and their effect on the electrokinetic remediation mechanism. Method: The method used in this journal review is a systematic literature review consisting of keyword identification, screening published documents and selecting journals based on certain criteria. The database used comes from Scopus, Science Direct and Springer. The selected documents are then analyzed and compared.Result: As many as 92% of the selected documents used kaolin in the EKR study, while 8% used bentonite. Based on its characteristics, bentonite has a higher adsorption capacity than kaolin. However, it has a lower removal efficiency than kaolin. In its influence on the electrokinetic remediation mechanism, the flow direction of kaolin and bentonite EOF is generally towards the cathode, but bentonite can absorb more electrolytes than kaolin, so it has higher water content. As for energy consumption, electrokinetic remediation on kaolin requires lower energy than bentonite.Conclusion: Bentonite and kaolin have different characteristics in adsorption capacity, heavy metal removal efficiency, and energy consumption. Although the direction of EOF flow in bentonite and kaolin is the same, the electrolyte absorption capacity of bentonite is greater than that of kaolin.
Identifikasi Karakteristik Fisik Mikroplastik di Sungai Kalimas, Surabaya, Jawa Timur Aidatul Fitriyah; Syafrudin Syafrudin; Sudarno Sudarno
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.350-357

Abstract

Latar belakang: Sungai Kali Mas berbatasan langsung dengan pemukiman yang dapat berpotensi menyediakan berbagai sumber mikroplastik yang bersumber dari limbah cucian, produk perawatan pribadi dan sampah domestik.Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi karakteristik fisik mikroplastik di Sungai Kalimas.Metode: Penentuan lokasi sampling dengan metode purposve Sampling. Sampel diambil di 3 (tiga) titik lokasi yaitu pada hulu, tengan dan hilir sungai. Sampel diambil pada pagi, siang dan sore hari pada setiap lokasi sampling. Total keseluruhan sampel berjumlah 9 sampel. Pengambilan sampel dilakukan  dengan alat plankton net selama satu jam pada masing-masing lokasi. Identifikasi karakteristik (bentuk, warna dan ukuran) mikroplastik dilakukan dengan menggunakan mikroskop stereo mengacu pada analisis laboratorium NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).Hasil: Konsentrasi mikroplastik di lokasi hulu, tengah dan hilir masing-masing sebesar 0,049 item/m3, 0.053 item/m3 dan 0.095 item/m3. Bentuk mikroplastik terdiri dari fiber 82%, Fragmen 6% dan filamen 12%. Rata-rata ukuran mikroplastik SMP 65% dan LMP 35% dan rata-rata warna mikroplastik transparan 34%, biru 29%, hitam 20%, kuning 2% dan merah 14%.Simpulan:Karakteristik mikroplastik didominasi oleh bentuk fiber 82%, warna transparan 34% dan ukuran SMP 65%. Sehingga, diperlukan IPAL komunal di daerah sekitar sungai Kalimas untuk menghindari sumber mikroplastik berbentuk fiber yang berasal dari kegiatan penduduk. ABSTRACT Title : Identification of Physical Characteristics of Microplastics in Kalimas River, Surabaya, East JavaBackground:kalimas river is directly located next to a residential area that can potentially provide various microplastic sources from laundry activities,  personal care products, and domestic waste. Thus,this study aimed to identify the physical characteristics of microplastics in the Kalimas River.Method: Determination of the sampling location by purposive sampling method. Samples were taken at 3 (three) location points, namely upstream, middle and downstream of the rive. Sampling was taken in the morning, afternoon and evening at each sampling location. The total number of samples are 9 samples. Sampling was carried out using a plankton net for one hour at each location. Identification characteristics of microplastics (shape, color and size) was carried out using a stereo microscope referring to the NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) laboratorium laboratory analysis.Result:The concentration of microplastics in the upstream, middle and downstream locations were 0.049 items/m3, 0.053 items/m3 and 0.095 items/m3 respectively. The microplastic shapes comprised fiber 82%, fragment 6% dan filamen 12%. The average of microplastic size were 65% for SMP and 35% for LMP and average of microplastic color were transparan 34%, blue 29%, black 20%, yellow 2% and red 14%.Conclusion: characteristic microplastic in the water were dominated by fiber shaped 82%, transparent coloured 34% and size SMP 65%.  Thus, a communal WWTP is needed in the area around the Kalimas river to avoid sources of fiber microplastic originating from resident activities.
Kejadian Stunting pada Balita Terpajan Pestisida di Daerah Pertanian Imelda Gernauli Purba; Elvi Sunarsih; Yuliarti Yuliarti
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.320-328

Abstract

Latar belakang: Pestisida memiliki sifat Thyroid Disrupting Chemical yang dapat mengganggu struktur dan fungsi kelenjar Tyroid yang berdampak pada terjadinya hipotiroidisme, sehingga terjadi gangguan reproduksi pada wanita usia subur. Gangguan reproduksi pada wanita usia subur berakibat buruk pada janin yang dilahirkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pajanan pestisida dengan kejadian stunting pada balita di daerah pertanian.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 136 orang ibu balita terpajan pestisida di Kecamatan Sekayu Desa Lumpaatan 1 dan Desa Lumpatan 2 yang diambil secara cluster sampling. Pengumpulan data  melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan checklist. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software, data dianalisis dengan uji statistik Chi-Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pajanan pestisida pada ibu balita yang meliputi menyiapkan pestisida, menyemprot, menyiangi tanaman, memanen, frekuensi menyiapkan pestisida, frekuensi menyemprot, frekuensi menyiangi tanaman, frekuensi memanen dengan kejadian stunting pada balita. Pajanan pestisida pada balita juga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting.Simpulan: Disimpulkan bahwa pajanan pestisida baik pada ibu balita maupun pada balita tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.    ABSTRACTTitle : Incidence of Stunting  in Toddlers Exposed to Pesticides in Agricultural AreasBackground : Pesticides are Thyroid Disrupting Chemical that can disrupt the structure and function of the thyroid gland, which results in hypothyroidism, resulting in reproductive disorders at childbearing age. Reproductive disorders in women of childbearing age have a negative effect on the fetus being born. The purpose of this study was to analyze the relationship between pesticide exposure and the incidence of stunting in children under five in agricultural areasMethod : Design of research was analytic with a cross sectional approach. A sample of 136 toddler mother who were exposed to pesticides in Sekayu Subdistrict, Lumpaatan 1  and Lumpatan 2 were taken by cluster sampling. Collecting data through interviews using a questionnaire and observation using a checklist. Data processing and analysis was carried out with software, the data were analyzed by Chi-Square statistical test.Result : The results showed that there was no significant relationship between pesticide exposure to mothers of toddlers who prepared pesticides, sprayed, weeded plants, harvested, frequency of pesticide preparation, frequency of spraying, frequency of weeding plants, frequency of harvesting and stunting in toddlers. Pesticide exposure to toddler also did not show a significant relationship with the incidence of stunting.Conclusion : It was concluded that pesticide exposure both to mothers of toddler and to toddler did not show a significant relationship. 
Literature Review: Dampak Paparan Gas Karbon Monoksida Terhadap Kesehatan Masyarakat yang Rentan dan Berisiko Tinggi Muhammad Addin Rizaldi; R Azizah; Mohd Talib Latif; Lilis Sulistyorini; Balgis Putri Salindra
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.3.253-265

Abstract

Latar belakang: Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak memiliki warna dan bau, yang dapat membahayakan apabila terhirup dengan jumlah yang besar. Sumber gas CO di udara adalah mobil, truk dan kendaraan lainnya, barang yang ada di rumah seperti pemanas ruangan dengan minyak tanah, cerobong asap, dan tungku yang bocor, kompor gas, asap rokok merupakan benda yang dapat melepaskan gas CO di dalam ruangan.Metode: Penelitian ini merupakan literature Review. Data base yang digunakan dalam pencarian artikel ini dengan menggunakan google scholar dan Science Direct dengan kata kunci “Karbon Monoksida, COHb, Carbon Monoxide, Health Effect” yang telah dilakukan peneliti sebelumnya baik dari dalam ataupun luar negeriHasil:  Hasil review artikel di dapatkan beberapa data mengenai penyakit, gejala dan juga efek Kesehatan yang disebabkan oleh paparan gas CO yang terjadi di masyarakat. Paparan gas CO dapat menyebabkan naiknya kadar karboksihemoglobin (COHb) pada darah, sakit kepala, pusing, sesak nafas, mata berair, tekanan darah tinggi. Paparan gas CO dapat menyebabkan bronchitis, penyakit jantung coroner, hipertensi, stroke serta dapat menyebabkan Delayed Encephalopathy After Acute Carbon Monoxide Poisoning (DEACMP). Paparan gas CO berhubungan dengan kejadian BBLR, kejadian stunting pada balita serta menyebabkan peningkatan kasus dan peningkatan angka kematian akibat Covid-19.Simpulan: Paparan gas CO dapat mempengaruhi kondisi Kesehatan manusiaABSTRACTTitle: Literature Review : Impact of Exposure to Carbon Monoxide Gas on Public HealthBackground: Carbon monoxide (CO) is a gas that has no color and odor, which can be harmful if inhaled in large quantities. Sources of CO gas in the air are cars, trucks other vehicles, items in the house such as space heaters with kerosene, leaking chimneys, and stoves, gas stoves, and cigarette smoke are objects that can release CO gas indoor.Method This research is a literature review. Databases used in the search for this article using Google Scholar and Science Direct with the keywords "Carbon Monoxide, COHb, Carbon Monoxide, Health Effect" which previous researchers have carried out both from within and outside the country.Result: The results of the article review obtained some data regarding diseases, symptoms and also health effects caused by exposure to CO gas that occurred in the community. Exposure to CO gas can cause increased levels of carboxyhemoglobin (COHb) in the blood, headaches, dizziness, shortness of breath, watery eyes, high blood pressure. Exposure to CO gas can cause bronchitis, coronary heart disease, hypertension, stroke and can cause Delayed Encephalopathy After Acute Carbon Monoxide Poisoning (DEACMP). Exposure to CO gas is associated with the incidence of LBW, the incidence of stunting in toddlers and causes an increase in cases and an increase in mortality due to Covid-19.Conclusion: CO Exposure can affect human health conditions

Page 1 of 2 | Total Record : 15